Tentang Payo-Payo

apa yang kami perjuangkan

Latar Belakang

Pangan, energi, dan pengelolaan sumberdaya lokal yang berkeadilan adalah hal yang selalu menjadi masalah serius bagi masyarakat, khususnya warga perdesaan.

Pertama, karena kerentanan mereka pada faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kerapuhan dalam ketahanan dan kedaulatan pangan. Padahal, perdesaan adalah penghasil dan pemasok utama bahan pangan. Ironis, karena pembangunan yang berjalan di sektor lain tidak selalu seiring dengan pembangunan perdesaan.

Kedua, karena keterbatasan mereka mengakses sumber-sumber energi serta ketergantungan yang semakin besar pada bahan bakar fosil yang juga kian mahal dibanding dengan tingkat pendapatan dan daya-beli warga perdesaan. Perkembangan teknologi juga tidak banyak bermanfaat bagi warga desa. Dari aspek fungsional teknologi, kebanyakan diperuntukkan bagi masyarakat perkotaan.

Semua keadaan itulah yang mendorong kami mendirikan organisasi yang memusatkan perhatian pada isu pokok tersebut (pangan, energi, dan pengelolaan sumberdaya lokal) di kawasan perdesaan. Pada tanggal 23 Juli 2007, kami membentuk Sekolah Rakyat Petani (SRP) Payo-Payo sebagai pusat kegiatan dan belajar bersama bagi para petani perdesaan (farmers learning center).

Nama payo-payo berasal dari bahasa Mandar yang berarti ‘orang-orangan yang dipasang oleh petani di sawah untuk menakut-nakuti dan mengusir burung-burung pemakan padi’. Selain sebagai perlambang ‘kawan petani’, juga merupakan salah satu perwujudan dari teknologi pertanian tepat-guna yang diciptakan dan dikembangkan sendiri oleh para petani selama ini.

Visi

Kehidupan masyarakat pedesaan yang lebih berkeadilan, bermartabat, dan berkelanjutan, menggunakan ketrampilan teknis dan teknologi tepat-guna.

Misi

Tujuan Jangka Pendek & Menengah

Metodologi

Semua program bertujuan mengembangkan kapasitas masyarakat pedesaan mengelola potensi sumberdaya setempat secara berkelanjutan. Untuk itu, semua program dilakukan melalui kajian potensi sumberdaya agar menjadi kekuatan bersama. Pendekatan ini menjadi titik-awal dari setiap kegiatan yang dilaksanakan dengan cara melibatkan partisipasi seluruh warga setempat.

Prinsip Kerja

Seluruh program dan kegiatan harus mengacu pada beberapa prinsip dasar: